Ceritasakti - Di sebuah kota kecil yang sunyi, hiduplah tiga sahabat karib: Rita, Linda, dan Fannia. Mereka telah bersahabat sejak kecil, berbagi tawa, air mata, dan rahasia terdalam. Namun, takdir memiliki rencana yang mengerikan untuk mereka, rencana yang jauh lebih gelap dari yang pernah mereka bayangkan.
Suatu malam, Rita dan Linda memutuskan untuk menonton film horor di
bioskop. Fannia tidak bisa ikut karena ada urusan keluarga. Mereka berdua
berangkat dengan penuh semangat, tidak menyadari bahwa malam itu akan menjadi
malam terakhir mereka bersama.
Film horor yang mereka tonton sangat mencekam. Rita merasa jantungnya
berdegup kencang, sementara Linda tertawa geli melihat ekspresi Rita. Mereka
asyik mengobrol dan bercanda, melupakan sejenak kengerian film yang sedang
diputar.
Setelah film selesai, mereka berjalan keluar dari bioskop. Udara malam
terasa dingin menusuk tulang. Rita menggigil kedinginan, sementara Linda
memeluknya erat untuk memberikan kehangatan. Mereka berjalan menyusuri trotoar
yang sepi, hanya diterangi oleh cahaya lampu jalan yang redup.
Tiba-tiba, sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan. Rita dan
Linda tidak sempat menghindar. Mobil itu menabrak mereka dengan keras, membuat
tubuh mereka terpental beberapa meter. Rita merasa kesakitan yang luar biasa,
sementara Linda tidak sadarkan diri.
Rita berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa lemas. Dia melihat Linda
tergeletak di jalan, bersimbah darah. Rita merangkak mendekati Linda,
memanggil-manggil namanya dengan putus asa. Namun, Linda tidak merespons.
Rita menangis histeris, tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa
bersalah karena mengajak Linda menonton film horor malam itu. Dia merasa dunia
runtuh di hadapannya.
Beberapa saat kemudian, ambulans datang. Rita dan Linda dibawa ke rumah
sakit terdekat. Rita mengalami luka parah, namun nyawanya masih bisa
diselamatkan. Sedangkan Linda, dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Rita sangat terpukul mendengar kabar itu. Dia tidak bisa menerima kenyataan
bahwa Linda telah tiada. Dia terus menangis dan menyalahkan dirinya sendiri.
Fannia datang menjenguk Rita di rumah sakit. Dia berusaha menghibur
Rita, namun Rita tetap tidak bisa berhenti menangis. Fannia merasa sedih
melihat sahabatnya begitu menderita.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Rita akhirnya
diperbolehkan pulang. Dia kembali ke rumahnya yang terasa kosong tanpa
kehadiran Linda. Dia merasa kesepian dan hampa.
Namun, ada sesuatu yang aneh terjadi. Rita mulai merasakan kehadiran Linda di sekitarnya. Dia mendengar suara Linda memanggil namanya, melihat bayangan Linda di sudut matanya, dan bahkan merasakan sentuhan Linda di kulitnya.
Awalnya, Rita mengira dia hanya berhalusinasi karena kesedihannya.
Namun, semakin lama, kehadiran Linda semakin nyata. Rita mulai yakin bahwa
Linda benar-benar ada di sekitarnya, dalam wujud arwah.
Rita mencoba berkomunikasi dengan Linda, namun Linda tidak pernah
merespons. Dia hanya muncul dan menghilang begitu saja, meninggalkan Rita dalam
kebingungan dan ketakutan.
Suatu malam, Rita sedang tidur di kamarnya. Dia terbangun karena
mendengar suara ketukan di jendela. Dia membuka mata dan melihat Linda berdiri
di luar, menatapnya dengan tatapan kosong.
Rita merasa takut, namun dia juga merasa penasaran. Dia membuka jendela
dan membiarkan Linda masuk.
Linda berjalan mendekati Rita dan berdiri di samping tempat tidurnya.
Dia menatap Rita dengan intens, membuat Rita merinding.
"Linda, ada apa? Kenapa kamu terus muncul?" tanya Rita dengan
suara gemetar.
Linda tidak menjawab. Dia hanya terus menatap Rita dengan tatapan
kosongnya.
Tiba-tiba, ekspresi Linda berubah. Wajahnya menjadi mengerikan, matanya
merah menyala, dan mulutnya terbuka lebar, memperlihatkan gigi-giginya yang
tajam.
Rita menjerit ketakutan. Dia mencoba melarikan diri, namun Linda meraih
tangannya dan menariknya ke arahnya.
Rita berjuang melepaskan diri, namun Linda terlalu kuat. Dia menarik
Rita semakin dekat, hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter.
Rita bisa merasakan napas Linda yang dingin di kulitnya. Dia bisa
melihat kebencian di mata Linda.
"Kamu yang salah, Rita," bisik Linda dengan suara serak.
"Kamu yang membunuhku."
Rita terkejut mendengar kata-kata Linda. Dia tidak mengerti apa maksud
Linda.
"Aku tidak membunuhmu, Linda. Itu kecelakaan," ucap Rita
dengan putus asa.
"Tidak! Kamu yang membunuhku!" teriak Linda sambil
mencengkeram leher Rita.
Rita merasa sesak napas. Dia mencoba berteriak minta tolong, namun
suaranya tidak keluar.
Tiba-tiba, pintu kamar Rita terbuka. Fannia masuk dan melihat apa yang
sedang terjadi. Dia berteriak kaget dan berlari mendekati Rita.
Fannia mencoba melepaskan cengkeraman Linda dari leher Rita, namun Linda
terlalu kuat. Fannia memukul kepala Linda dengan vas bunga, membuat Linda melepaskan
Rita dan jatuh ke lantai.
Rita terbatuk-batuk, berusaha mengatur napasnya. Fannia memeluknya erat,
memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Mereka berdua menatap Linda yang tergeletak di lantai. Linda
perlahan-lahan bangkit dan menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian.
"Kalian tidak akan bisa lolos dariku," ucap Linda dengan suara
serak.
Linda menghilang dari pandangan mereka. Rita dan Fannia saling
berpelukan, ketakutan.
Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka merasa terjebak dalam mimpi
buruk yang tidak berujung.
Keesokan harinya, Rita dan Fannia pergi ke makam Linda. Mereka berdoa
untuk Linda, berharap agar arwahnya tenang.
Namun, mereka tidak tahu bahwa arwah Linda tidak akan pernah tenang.
Linda telah berubah menjadi arwah pendendam yang ingin membalas dendam kepada
Rita.
Rita dan Fannia terus dihantui oleh Linda. Mereka melihat bayangan Linda
di mana-mana, mendengar suara Linda memanggil nama mereka, dan merasakan
kehadiran Linda di sekitar mereka.
Mereka berdua hidup dalam ketakutan yang terus-menerus. Mereka tidak
tahu kapan Linda akan muncul lagi dan apa yang akan dia lakukan kepada mereka.
Suatu malam, Rita dan Fannia sedang tidur di kamar Rita. Mereka
terbangun karena mendengar suara gaduh di ruang tamu.
Mereka berdua keluar dari kamar dan melihat Linda berdiri di tengah
ruangan, dikelilingi oleh pecahan kaca dan barang-barang yang berserakan.
Linda menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian. Dia mengangkat
tangannya dan mengarahkannya ke arah mereka.
Tiba-tiba, lampu di ruangan itu padam. Ruangan menjadi gelap gulita.
Rita dan Fannia menjerit ketakutan.
Mereka mendengar suara Linda tertawa jahat. Mereka merasa angin dingin
berhembus di sekitar mereka.
Mereka berdua berpelukan erat, berusaha saling menguatkan. Mereka tahu
bahwa mereka harus melawan Linda jika ingin selamat.
Lampu tiba-tiba menyala kembali. Rita dan Fannia melihat Linda berdiri
di depan mereka, wajahnya semakin mengerikan.
Linda menyerang mereka. Rita dan Fannia berusaha melawan, namun Linda
terlalu kuat.
Linda mendorong Rita ke dinding, membuat Rita terjatuh ke lantai. Fannia
mencoba membantu Rita, namun Linda menendangnya hingga terpental.
Linda mendekati Rita yang tergeletak di lantai. Dia mengangkat
tangannya, siap untuk mengakhiri hidup Rita.
Namun, sebelum Linda sempat melakukan apa-apa, sebuah suara terdengar
dari belakangnya.
"Hentikan!"
Linda menoleh dan melihat seorang wanita tua berdiri di ambang pintu.
Wanita tua itu mengenakan jubah putih dan memegang tongkat kayu.
"Siapa kamu?" tanya Linda dengan suara serak.
"Aku adalah penjaga arwah. Aku di sini untuk menghentikanmu,"
jawab wanita tua itu dengan tegas.
Linda tertawa sinis. "Kamu tidak bisa menghentikanku. Aku terlalu
kuat."
Wanita tua itu mengangkat tongkatnya dan mengarahkannya ke arah Linda.
Sebuah cahaya putih menyilaukan keluar dari ujung tongkat itu.
Linda menjerit kesakitan. Tubuhnya mulai menghilang, berubah menjadi
asap hitam yang perlahan-lahan memudar.
Rita dan Fannia menatap kejadian itu dengan takjub. Mereka tidak percaya
bahwa Linda akhirnya dikalahkan.
Wanita tua itu mendekati mereka dan tersenyum lembut. "Kalian
selamat," ucapnya.
Rita dan Fannia mengucapkan terima kasih kepada wanita tua itu. Mereka
merasa lega karena akhirnya bisa bebas dari teror Linda.
Wanita tua itu menghilang begitu saja, meninggalkan Rita dan Fannia
sendirian di ruangan itu.
Mereka berdua saling berpelukan, menangis bahagia. Mereka akhirnya bisa
melanjutkan hidup mereka tanpa rasa takut.
Namun, mereka tidak akan pernah melupakan Linda. Mereka akan selalu
mengenangnya sebagai sahabat mereka yang telah pergi terlalu cepat.
Mereka juga belajar dari pengalaman ini. Mereka belajar bahwa dendam
hanya akan membawa penderitaan. Mereka belajar bahwa memaafkan adalah kunci
untuk menemukan kedamaian.
Rita dan Fannia melanjutkan hidup mereka dengan penuh harapan. Mereka
tahu bahwa Linda akan selalu ada di hati mereka, mengawasi mereka dari jauh.
Mereka juga tahu bahwa mereka harus menghargai setiap momen dalam hidup
mereka, karena mereka tidak pernah tahu kapan semuanya akan berakhir. (E/S)