CeritaSakti.com - Pada zaman Nabi Musa AS, hiduplah seorang saudagar yang sangat kaya raya bernama Qarun. Allah telah memberi anugerah harta yang banyak kepada si Qarun untuk dipergunakan sebaik-baiknya di jalan Allah.
Akan tetapi, Karun ingkar. Ia sering menghardik orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim piatu, dan juga tidak mau bersedekah karena Allah.
Beberapa orang saleh selalu menasehati Si Qarun, "Wahai saudaraku Karun, janganlah kamu ingkar kepada Allah karena hartamu yang berlimpah itu. Allah tidak menyukai orang-orang yang mengingkari anugerah-Nya.
Namun Si Qarun tidak pernah menggubris nasihat orang saleh tersebut, malahan ia berkata, "Hai kaumku..,aku ini sangat tidak membutuhkan nasihat dari kalian semua!!. Sesungguhnya aku memiliki harta ini karena kepandaianku dan kerja kerasku sendiri".
Lalu mereka orang-orang yang saleh kembali menasehatinya, "Wahai Qarun, sebagian yang kau katakan benar. Tapi, kamu akan lebih beruntung lagi kalau bersyukur kepada Allah, bukan mengingkarinya".
Mendengar nasihat itu Si Qarun pun bertanya, "Hai orang-orang saleh, apa yang sebenarnya kalian inginkan dari hartaku?" Mereka menjawab, "Belanjakanlah sebagian dari hartamu di jalan Allah, nafkahi anak-anak yatim, bersedekahlah kepada fakir miskin, dan membayar zakat untuk membersihkan harta dan juga dirimu dari pengaruh setan terkutuk yang bisa menjerumuskan jiwamu".
Namun sayangnya, si Qarun menanggapinya dengan marah dan berteriak, "Hai orang saleh. Kalian hanya akan merampas hartaku. Apa perdulinya diriku untuk membelanjakan hartaku kepada orang-orang miskin dan fakir yang pemalas itu. Apa perdulinya aku menyantuni anak-anak yatim piatu, sedangkan aku sendiri memiliki anak-anak".
Tanpa putus asa, orang-orang saleh itu kembali berkata, "Wahai Qarun, Allah Maha Melihat apa yang kamu sedang kerjakan. Maka celakalah orang-orang yang tidak mau beramal saleh di jalan Allah. Sesungguhnya kamu diberi harta itu sekedar titipan-Nya. Karena Allah akan mengambil dan memberi rezeki itu kepada siapapun yang di kehendaki-Nya.
Namun ternyata anugerah harta yang berlimpah ruah telah membuat Si Qarun tetap keras kepala. Padahal Allah akan membinasakan umat-umat terdahulu yang telah mengingkari nikmat dan karunia-Nya.
Seperti yang tertulis di dalam Al Qur'an: "...Bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta. Dan tidaklah perlu di tanya kepada orang-orang yang telah berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka". (Al Qashash (28):78).
Akhirnya, Allah membenamkan Si Qarun dan semua harta kekayaannya ke dalam perut bumi sedalam-dalamnya. Ini balasan dari Allah karena Karun terus mengingkari nikmat-Nya.
Hikmah Dari Cerita:
Ketamakan harta dan kesombongan Qarun telah mencelakai dirinya dari perbuatan yang paling dibenci oleh Allah SWT.
Seharusnya Qarun bisa melakukan perbuatan terpuji dengan hartanya yang berlimpah. Allah pun selalu memperingatkan bahwa harta adalah milik-Nya maka lakukanlah tindakan terpuji seperti sedekah, menyantuni anak yatim, dan peduli kepada fakir miskin, Insya Allah akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.