Senin, 24 Oktober 2016

ASAL USUL LEBAH PENGHISAP MADU (Bagian 1)

CeritaSakti.com - Ketika musim semi, tumbuh-tumbuhan di alam semesta ini sama-sama berbunga. Pada masing-masing bunga mengandung cairan, yang disebut madu. Meskipun demikian, tak seekor binatang pun suka pada madu itu.


Bersamaan dengan datangnya musim semi, berhembus pula angin dari arah timur. Keadaan cuaca menjadi memburuk sehingga banyak binatang bersayap yang terserang batuk.

Ketika malam telah tiba, hutan menjadi ramai oleh suara batuk mereka. Dalam keadaan seperti itu, Kambing, Lembu, Kerbau dan binatang lainnya merasa terganggu mereka tidak bisa tidur.

"Hai..apakah kalian tidak bisa diam!!" bentak si Kambing. Namun mereka tidak bisa diam karena tidak dapat menahan batuknya.

Sampai pada akhirnya si Lembu berkata kasar, "Hai kaum Tawon, Nyamuk, dan Laron, bukankah kalian punya sayap, terbanglah jauh dari sini, biar kami tidak terganggu!!". Binatang-binatang yang terserang batuk tidak menanggapi perkataan si Lembu.

"Obat apakah kiranya  yang bisa menyembuhkan batuk kita ini?" tanya Tawon kepada teman-temannya. "Entahlah,Tawon.Aku sendiri sudah berbulan-bulan menderita batuk." ujar Laron.

Setelah seringkali menerima hinaan dari Kambing, Lembu, dan Kerbau, akhirnya Tawon memutuskan untuk pergi mencari tempat lain. Tawon terbang hingga sampai ke puncak pohon. 

"Biarlah aku tinggal di sini saja aku bisa batuk sepuas-puasnya tanpa harus di tahan. Tanpa ada seekor binatang lain yang merasa terganggu." kata Tawon. Tapi Nyamuk, Laron dan Kecoak tidak menghiraukan kata-kata kambing. Mereka tetap tinggal di tempatnya.

Meskipun Tawon berada di atas pohon yang tinggi, namun disitu ia tetap terbatuk-batuk. Bahkan batuknya menggema ke seluruh hutan. Semakin ditahan, batuk Tawon  makin parah.

Obat apakah kiranya yang manjur untuk menyembuhkan batuknya. "O iya..bukankah dulu semut pernah bilang kalau sedang batuk hendaknya menghisap madu. Namun madu dari bunga apa, kalau sembarang madu nanti keliru" pikir Tawon dalam hati.

Setelah lama berpikir, si Tawon berubah pendirian. "Ah..aku tidak mau tinggal di atas pohon sendirian. Jika aku tidur lalu terjatuh siapa yang menolongku. Jika aku diganggu binatang jahat siapa pula yang menolongku" gumam Si Tawon.

Tiba-tiba dari kejauhan tampaklah olehnya sebuah cahaya, Tawon pun terbang menghampiri cahaya itu. Si tawon menjadi heran. 

Cahaya itu berasal dari rumah yang bagus dan besar,"ini rumah siapa, ya. Pemiliknya pasti kaya atau mungkin istana Raja Wicaksana.". Demikian ia berpikir sendirian. Dalam keheningan malam, suara batuk si Tawon memecah kesunyian.

Sementara itu di dalam rumah itu, Raja Wicaksana terganggu mendengarkan suara batuk si Tawon. "Hai pengawal, siapakah yang batuk-batuk di luar. Coba periksalah!" kata sang Prabu.

Pengawal keluar dengan membawa obor. Ia mendatangi suara batuk. Ia menjumpai seekor serangga yang terbatuk-batuk di pohon jambu. "Hai..siapakah kamu!?" tanya pengawal, "Namaku..uhuek..uhueek..Tawon tuan pengawal" jawabnya. "Ooo..si Tawon" Ujar pengawal. Dia lalu kembali menemui sang Prabu Wicaksana.

Tak lama kemudian pengawal kembali lagi, "wahai si Tawon, sang Prabu Wicaksana memintamu untuk menghadap beliau," "Mengapa dia memanggilku? Apa salahku?" tanya si Tawon. "Entahlah.." jawab pengawal. tawon segera masuk istana menghadap sang Prabu.

"Benarkah kamu tawon?" tanya sang Prabu wicaksana. "Mengapa malam-malam begini kau berkeliaran di sekitar istana?" Si Tawon lalu menceritakan perjalanannya hingga sampai di istana. "Oo..begitu..berapa lama kau sakit batuk?" tanya sang Prabu. "Sudah lama..sang Prabu" jawab Tawon.

Prabu Wicaksana mengangguk-angguk.Ternyata wabah penyakit batuk menyerang siapa saja. Cucunya juga sudah dua bulan ini tak kunjung sembuh"Tuanku, Tabib  yang hendak menyembuhkan sang cucu sudah datang" kata pengawal. "Suruh dia kemari!" perintah sang Prabu. 

Pengawal pergi dan segera kembali bersama Tabib. Sang Prabu mengajak tabib untuk memeriksa sang cucu yang menderita batuk. Si Tawon ikut serta. "Sudah berpuluh tabib ku undang kemari, namun mereka tidak mampu menyembuhkan cucuku" kata sang Prabu. 

Setelah memeriksa sebentar, sang tabib berkata, "Obat yang dapat menyembuhkan hanyalah air madu dari tujuh jenis bunga". Sang Prabu kemudian memerintahkan Tawon untuk mengumpulkan madu dari tujuh macam bunga. Lalu apakah yang akan terjadi selanjutnya....???

Bersambung...