Sabtu, 13 April 2019

ASAL USUL LEBAH PENGHISAP MADU (Bagian 2)

CeritaSakti.com - Kisah lanjutan dari "Asal usul lebah penghisap madu" bagian 1. Pada bagian pertama diceritakan bahwa Sang Prabu Wicaksana telah memerintahkan agar si tawon pergi untuk mengumpulkan madu sebanyak-banyaknya dari tujuh macam bunga...

Ketika tabib istana selesai memeriksa sang cucu dari Prabu Wicaksana yang tengah menderita batuk, kemudian sang tabib berkata kepada sang Prabu.."Obat yang dapat menyembuhkan cucunda hanyalah air madu dari tujuh jenis macam bunga."




Seketika itu juga sang prabu kemudian memerintahkan agar si Tawon segera mengumpulkan madu dari tujuh macam bunga sesuai permintaan sang tabib istana. "Mulai besok pagi, kumpulkanlah madu dari tujuh macam bunga, dan jika sudah terkumpul segeralah bawa kemari!" titahnya. "Baiklah, Sang Prabu..hamba akan mendapatkan madu tersebut demi tuanku." ujar Tawon menyanggupinya.

Lebah Penghisap Madu

Keesokan harinya si Tawon terbang meninggalkan istana. Ia hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Si Tawon ingin membuktikan bahwa perkataan si tabib istana benar adanya..lalu ia pun menghisap madu dari ketujuh bunga tersebut, dan ia berkata pada diri sendiri..."hemmm...benar juga kata si Tabib ternyata batukku juga bisa sembuh.."

Selama seminggu si Tawon mencari madu di dalam hutan. Dikumpulkannya madu ke dalam tabung, setelah penuh ia segera kembali menuju istana dimana sang Prabu Wicaksana tinggal.

Betapa senang hati Prabu Wicaksana menerima madu dari Si Tawon. Tanpa menunggu lagi, beliau segera memberikan madu tersebut kepada cucu tercintanya untuk diminum. Keesokan harinya, batuk sang cucu telah sembuh.

Prabu Wicaksana mengutus pengawal istana untuk segera memanggil tabib kembali. Beliau meminta agar si Tabib memeriksa keadaan sang cucu. "Batuk cucu sang Prabu sudah sembuh sama sekali, hebat benar keampuhan madu tersebut." kata si Tabib bersyukur. "Semua itu juga berkat sang Tawon, selama tujuh hari berturut-turut dia bekerja mengumpulkan madu dari hutan." ujar sang Prabu.

Si Tawon merasa tugas yang di embankan kepadanya telah selesai. Batuknya pun juga sudah sembuh. Ia terbang meninggalkan istana dan kembali ke hutan. Teman-temannya di hutan, seperti semut, kecoa, dan lain-lain tengah menanti kedatangan si Tawon.

Dengan kebaikan hatinya si Tawon mengobati teman-temannya dengan madu yang ia punya. Dan mereka pun sembuh dari batuk yang telah lama mereka derita. Kini hutan menjadi sunyi sepi karena para binatang yang menderita batuk  telah sembuh dan mereka pun bahagia.

Suatu ketika Si Tawon mendapat undangan kembali dari Sang Prabu Wicaksana untuk kembali ke istana. Dengan segera Si Tawon terbang menuju istana dimana Sang Prabu tinggal untuk menghadap beliau dan memenuhi undangannya.

Sang Prabu bertanya kepada Si Tawon, "Hei, Tawon... kau sudah lama tak datang kemari. Apa batukmu juga sudah sembuh?"... "Saya sudah sehat seperti sediakala Tuanku," jawab Si Tawon. "Itulah keampuhan madu dari tujuh macam bunga yang telah kau temukan..." kata sang Prabu Wicaksana.

"Aku akan memberikan tugas kepada kamu dan kaummu Bangsa Tawon. Hidupmu hanyalah kuperintahkan untuk mengumpulkan madu dari tujuh macam bunga sebagai obat!"..Setelah mendengar titah dari Sang Prabu, si tawon pun segera kembali ke hutan, dan ia menyampaikan pesan dan tugas yang di embannya kepada kaumnya. "Teman-teman, kita bangsa lebah ini telah mendapat kehormatan dari Prabu Wicaksana.

Beliau memerintahkan kita untuk mengumpulkan madu sebanyak-banyaknya yang akan digunakan sebagai obat untuk menolong sesama.. Jadi pekerjaan kita mulai sekarang hanyalah mengumpulkan madu dari bunga-bunga yang ada di hutan ini." Kata si Tawon. Kaum lebah menyambut dengan bahagia tugas mulia tersebut.

Sejak saat itu para kaum lebah mulai mengumpulkan madu setiap hari. Agar aman saat menyimpan madu yang telah terkumpul mereka membuat sarang. Lubang - lubang sarang itulah yang akan digunakan untuk tempat penyimpanan madu, Dan sekarang tempat madu sudah selesai dan siap digunakan.

Kemudian Si Tawon membagi tugas. bagi lebah yang bisa terbang jauh, bertugas untuk mencari tempat - tempat yang ada bunganya, namanya Lebah Kelana. Bagi lebah yang kuat, bertugas menjaga sarang namanya Lebah Tentara.

Lebah Kelana pergi mengembara, dan kembali ke sarang untuk menemui lebah yang berperut gendut. "Hai Gendut, di balik bukit sana banyak sekali bunga yang bermekaran. Cobalah kau dan kawanmu kesana untuk mengumpulkan madu dalam perutmu!" kata lebah Kelana. Si Gendut pun berangkat bersama teman - temannya menuju ke balik bukit.

Demikianlah setiap hari para lebah bekerja sesuai dengan tugasnya masing - masing. Mereka tak ada iri hati satu sama lainnya. Dalam waktu setengah bulan, madu-madu itu telah terkumpul di dalam sarang.

Madu yang sudah terkumpul di dalam sarang kemudian diambil oleh manusia untuk dijadikan obat. Para tawon rela jika manusia mengambil madunya dengan cara yang baik.

Akan tetapi jika dilakukan dengan cara menyakiti atau mengusirnya, maka para Tawon Tentara tak akan berdiam diri. Mereka dan pasukannya akan menyengat wajah dan kepala orang - orang yang akan mengganggu kaumnya.

Tamat